Sabtu, 18 Desember 2010

MENCEGAH DIABETES

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlf0Y5625gqD5d3DOs30EsgbsvSg8mPr8za7h60qC1-pjHjfEBW_1ZadoIw89T-hh534UpY1pfnxQvnVkup5fkkOEZpQJX0lPOgXtR9DC3T12YZeR6vPQl9PRwfH9jJ4mC6sBfHdgHx7FW/s1600/diabetes.jpg
Para penderita diabetes di luar sana, apakah nama Avandia atau Atace mengingatkan sesuatu? Penelitian baru-baru ini menunjukan kalau kedua obat itu dapat digunakan oleh penderita pra-diabetes—yang jumlahnya hampir 40 juta dari populasi kita. Kebanyakan dari para pra-diabetes menderita diabetes yang sebenarnya dalam jangka waktu tiga tahun. Penelitian ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan mengenai pencegahan diabetes. Penelitian didanai oleh Canadian Institutes of Health Research dan juga perusahaan obat, seperti GlaxoSmithKline PLC, perusahaan yang membuat Avandia, dan Sanofi-Aventis SA dan King Pharmaceuticals, perusahaan yang membuat Altace. Avandia, yang juga dikenal dengan nama Rosiglitazon, dapat mengurangi lebih dari setengah resiko berkembangnya diabetes Tipe-2. Avandia juga mengkontrol gula darah agar tetap normal. Sejauh ini, diabetes Tipe-2 adalah yang paling banyak diderita masyarakat Amerika, yaitu 18 juta orang, dan mungkin sekarang sudah bertambah. Penelitian ini mempelajari Altace atau Ramipril, yang selain untuk tekanan darah, dapat juga mengkontrol gula darah—tetapi tidak mengurangi resikonya. Tujuan penelitian ini, sebanarnya untuk mencegah diabetes Tipe-2, yang seringkali dikaitkan dengan obesitas, gagal ginjal, amputasi, bahkan kematian. Diabetes Tipe-2 terjadi manakala tubuh tidak bisa lagi menghasilkan cukup insulin atau tidak bisa lagi menggunakan apa yang dihasilkan tubuh. Inilah hal yang diamati dalam penelitian tersebut. Baik Avandia maupun Altace diberikan pada sukarelawan yang menderita diabetes, dan beberapa dari mereka tidak sedang memakan obat apapun. Penelitian menunjukan kematian lebih sedikit pada orang yang memakan Avandia, dibanding yang tidak. Tetapi dari orang yang memakan Avandia tersebut, 14 di antaranya mengalami gagal jantung, dan diantara orang yang tidak memakan obat ini, dua orang gagal jantung. Para ahli menjadi skeptik dengan hasil penelitian ini, sebab mereka mengkonsultasikan kesehatannya secara teratur. Artinya, hasilnya dapat berbeda pada tiap penderita, sehingga banyak dokter yang berpendapat, olah raga dan memakan makanan sehat tetap merupakan jalan terbaik untuk mencegah diabetes dalam jangka waktu panjang. “Kita tahu bahwa merubah gaya hidup dapat mengurangi resiko timbulnya diabetes sampai dengan 58%”, jelas Dr. Martin Abrahamson, Direktur Rumah Sakit Pusat Diabetes Joslin, Boston. Dr. Abrahamson tidak ikut dalam penelitian. Sumber:www.articlecube.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar